Saturday, 25 December 2010
Uang gope
Kesukaan saya dipagi hari adalah sarapan mie goreng+telur+cabe rawit, “hmm..yummie” meski bahan dasarnya mie instant yang tersedia juga dirumah tapi rasanya tetep aja beda kalo kita beli di warung kopi :D.
Office boy juga udah hafal deh kalo minta tolong dibeliin sarapan pagi, ga berubah2 menunya. Biasanya office boy langsung mengantarkan sarapan saya dalam nampan beserta dengan uang kembaliannya (lembaran + recehan koin)
Uang kembalian (tentunya setelah saya kasih tip ke OB) ga langsung saya simpan didompet, dimeja aja deh..soalnya aroma mie goreng sudah mengalahkan segalanya.
Suatu hari saya kedatangan salah seorang consultant dari India yang memang dipekerjakan untuk suatu project di area kerja saya, tanpa saya sadari uang recehan (koin) Rp.500,- terjatuh. Consultant itu menemukan dan terkejut sambil mengatakan “ah...money”, sambil memungut koin tersebut dari lantai dan sambil memegang uang tersebut dengan kedua tangannya dan mengangkatnya ke atas sambil menempelkan ke dahinya kemudian meletakkan diatas meja saya. (Consultant ini adalah orang pintar,besar dan berdedikasi dengan pekerjaannya)
Kalau kita mau anggap itu hal sepele, mungkin kita bisa saja mengatakah “ah itu kan memang tradisinya” tapi saya tidak melihatnya dari sudut itu, saya justru melihat dari sudut lain yang membuat saya tersentak.
Tersentak luar biasa karena seakan-akan saya dihadapkan pada cermin besar dengan segala sikap dan tingkah laku saya atas rezeki yang dicurahkan ALLAH kepada saya, kalau saya tidak melihat cara Consultant itu begitu menghargai dan mengapresiasi uang (rezeki) mungkin uang gope ya cuma sekedar uang kecil gope saja.
How that view has changed my mind and how i really get stunned and feel like being slapped for the way i value things improperly. Thanks to Subbarao u may expert in HR but i get another lesson from what u do beside HR, for you it might be nothing but for me it is something.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment